Teks Khutbah Jumat Yang Sangat Menyentuh Hati: Mengatasi Kecemasan Hidup

=>Teks Khutbah Jumat Yang Sangat Menyentuh Hati: Mengatasi Kecemasan Hidup<= Akhir-akhir ini masyarakat dihadapkan pada bentuk-bentuk kecemasan dan kekhawatiran. Faktor ekonomi, politik, ilmu pengetahuan, dan keamanan memberikan sumbangan besar akan timbulnya kecemasan masyarakat. Berita tentang kenaikan harga-harga menyebabkan kecemasan dari semua orang tanpa pandang bulu. Orang-orang cemas dengan situasi politik yang begitu mudah menimbulkan perpecahan dan tindakan brutal sebagaian anggota masyarakat. Begitu juga dengan situasi keamanan kita, banyaknya perampokan, pemerkosaan terhadap perempuan di perjalanan dan di kendaraan semacam angkutan kota yang selama ini semakin marak. Bencana dan perubahan cuaca yang ekstrim dan tidak menentu menjadikan kita semakin masuk dalam suasana kecemasan. Betapa berbagai situasi selalu menimbulkan kecemasan masyarakat. Artinya setiap hari kita dihadapkan pada bentuk-bentuk kecemasan. Apalagi dengan siaran TV yang mengulang-ngulang berbagai persitiwa, bencana, korupsi yang makin menggila, kemewahan pejabat, kenaikan gaji pejabat di tengah-tengah meningkatnya kemiskinan, ketidakberesan situasi bangsa saat ini, sampai cuaca ekstrim semakin memperkuat rasa kecemasan kita.

Sebagai manusia memiliki rasa cemas merupakan sesuatu yang wajar. Akan tetapi jika kecemasan itu terus berlanjut akan memiliki dampak yang tidak baik bagi kesehatan dan kehidupan kita. Dr. Harold C.Habein dari rumah sakit Mayo USA (Al-Ghazali, 1996) berdasarkan penyeledikannya terhadap 176 usahawan muda yang berusia 44 tahunnan. Ternyata sepertiga dari pengusaha muda tersebut menderita tiga penyakit yang berbahaya yang diakibatkan oleh ketegangan dan kecemasan, yaitu penyakit jantung, maag, dan tekanan darah tinggi. Dale Carnegie menjelaskan hasil penelitian menunjukan bahwa kecemasan itu merupakan pembunuh nomor 1 di Amerika Serikat. Dalam sejarah perang Dunia ke II sepertiga tentara Amerika terbunuh dalam peperangan, dan pada waktu yang sama dua juta manusia terbunuh oleh penyakit jantung yang ditimbulkan oleh kecemasan dan kehidupan yang penuh dengan ketegangan. Oleh karena itu kecemasan dan ketegangan dalam kehidupan menjadi ancaman yang paling berbahaya bagi kelangsungan kehidupan seseorang dan kita semua sebagai umat Islam.
https://aang-zaenal-alfian.blogspot.com/2018/02/teks-khutbah-jumat-yang-sangat.html

Islam mengajarkan untuk kita memiliki keseimbangan dalam hidup sehingga tercapai sebuah ketenangan. Berbagai konflik dan ketegangan baik yang sifatnya individu maupun komunal adalah akibat dari sebuah kecemasan dan ketegangan yang dialami oleh individu dan masyarakat. Islam mengajarkan langkah-langkah hidup agar kita terhindar dari berbagai kecemasan, di antaranya:

Pertama, Tidak tamak. Sifat tamak sekarang menjadi trend. Contohnya gaji ingin naik tetapi minus prestasi. Fasilitas yang dimiliki penuh kemewahan tetapi tidak sebanding dengan kinerja dan “jumlah hitungan” pendapatan. Tamak atau serakah adalah pangkal sebuah kecemasan. Ciri orang tamak selalu ingin bagian sebanyak-banyaknya “harta” walaupun harus melanggar peraturan dan mengambil hak orang lain. Akibat sifat tamak yang dimiliki seseorang ia tidak peduli terhadap kepedihan dan penderitaan orang lain. Akibat tamak juga orang dengan tanpa merasa bersalah dan malu melakukan mark up terhadap proyek atas nama rakyat. Korupsi menjadi bagian dari kebiasaannya karena dalam frame berpikirnya banyak harta adalah kehebatan walaupun dengan jalan tidak halal. Akibat tamak dan rakus akan harta semua bentuk penyelewengan dilakukan tanpa peduli merugikan masyarakat banyak. Muhammad Al-Ghazali mengibaratkan bahwa “harta ibarat buah-buahan yang indah yang warnanya mendatangkan selera untuk memakannya. Dan sudah menjadi tabi’at manusia untuk meraih dan memakan buah-buahan yang indah warnanya dan harum baunya, kendatipun ada orang yang tak henti-henti makan hingga akhirnya ia mati kekeyangan”.

Bercermin pada kehidupan saat ini, tidak harus menunggu sampai di akhirat ternyata orang yang tamak akan harta bendanya juga telah mengalami siksasaan di dunia ini. Deretan orang yang ditamak mulai ditunjukan oleh Allah SWT untuk memasuki ruang penderaitaan dan siksaan di dalam penjara di dunia. Bahkan secara psikologis dalam beberapa penelitian dijelaskan bahwa orang tamak di akhir hayatnya menderita dan hisupnya diliputi kecemasan. Ibnu Rumy menjelaskan bahwa ketamakan telah mempersembahkan sebuah kapal untuk orang-orang celaka, sesungguhnya sifat rakus itu adalah kapal bagi orang-orang yang celaka”.

Islam mengajarkan untuk kita tidak memiliki ketamakan dalam kehidupan. Tetapi Islam juga tidak melarang manusia untuk berusaha mendapatkan kekayaan dan menjadi orang kaya. Akan tetapi yang diajarkan oleh Islam adalah bagaimana mendapatkan kekayaan dengan halal dan bagaimana mempergunakan kekayaan tersebut setelah mendapatkannya. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Daud Rasulullah bersabda : sesungguhnya harta itu sangat memikat, bagi orang yang mengambilnya dengan kemurahan hati ia akan diberkati; dan bagi orang yang mengambilnya dengan tamak ia tidak akan diberkati, ibarat orang yang makan tapi tidak kenyang-kenyang. Artinya yang harus diperhatikan adalah cara orang mendapatkan harta dan menikmatinya. Jika memperoleh jalannya dengan baik, maka akan menimbulkan kedamaian dan ketentraman hidup dan demikian sebaliknya. Hadits lain yang menegaskan pentingnya sikap menghindari tamak dan memperlakukan harta sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Ya’la bawa Rasulullah SAW bersabda:”Wahai manusia sesungguhnya kaya yang sebenarnya bukanlah banyak/tamak harta, tetapi kaya sejati adalah kaya jiwa. Sesungguhnya Allah SWT akan memberikan rizki hambanya sesuai dengan yang telah ditetapkan baginya. Karena itu carilah rizki dengan jalan yang baik. Ambilah yang halal dan tinggalkanlah yang haram (korupsi).

Kedua, Selalu ingat Allah dalam berbagai aktivitas (dzikrullah). Ingat kita kepada Allah SWT akan menjadi pengawasan yang melekat baik dilihat orang maupun tidak dilihat orang. Sebab menghadirkan Allah SWT dalam setiap denyut kehidupan merupakan bukti keimanan seorang manusia dengan dibuktikan dengan memelihara diri dari tindakan yang merusak dirinya dan lingkungannya. Orang yang mampu menempatkan kehadiran Allah SWT dalam hidupnya akan melahirkan ketentraman, sebab semua aktivitas dan perilakunya hanya meneladani sifat-sifat mulia dari Allah SWT. Allah SWT berfirman: …(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. Orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka kebahagiaan dan tempat kembali yang baik (Ar-Ra’du [13]: 28-29).

Ketiga, Tawakal dan tidak berhenti berikhtiar. Orang yang tawakal kepada Allah SWT selamanya akan mendapatkan ketenangan dan ketentraman. Sebab orang yang tawakal di jiwanya akan menyala sebuah keyakinan akan rahman dan rahimnya Allah SWT. Orang yang tawakal akan memiliki keteguhan untuk hanya berbuat bagi kemaslahatan bersama. Orang yang tawakal akan dengan tenang menerima hasil usahanya kendatipun terkadang tidak sesuai dengan yang diharapkannya. Manusia yang bertawakal tidak akan pernah menyalahkan Tuhan dan keadaan. Tetapi akan selalu mengevaluasi dan yakin akan masa depan dari rahmat Allah SWT. Dalam kehidupan kita terkadang tidak sedikit orang meratapi nasib dan menyalahkan Tuhan sementara dirinya tidak pernah melakukan sebuah ikhtiar yang maksimal sehingga yang terjadi adalah kecemasan dan kesedihan yang tidak berkesudahan. Orang yang tawakal akan mempersembahkan hidupnya sebaik mungkin dan selanjutnya menyerahkan sepenuhnya kepada Allah SWT. Dalam Al-Qur’an Allah SWT berfirman: Katakanlah: "Sekali-kali tidak akan menimpa Kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah untuk kami. Dialah pelindung Kami, dan hanya kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal.(QS. Attaubah [9]:51)"

Keempat, Yakin setiap masalah ada jalan keluarnya. Setiap hamba yang baik dan shaleh akan menerima ujian untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Namun kadang-kadang ada manusia yang merasa hanya dirinya yang memiliki masalah dan kesulitan dalam hidupnya. Orang yang memiliki perasaan semacam ini akan terus berada dalam kesedihan dan kecemasan sepanjang hidupnya. Oleh karena itu pentingnya kesadaran bahwa setiap manusia akan memiliki ujian dan cobaan masing-masing. Bagi orang yang tidak pernah menyerah akan ujian Allah SWT akan memberikan jalan keluarnya. Dan demikian sebaliknya orang yang mudah putus asa akan makin terjerembab ke jurang kesengsaraan yang tiada akhir. Islam mengajarkan kita memiliki optimisme bahwa sebesar apapun kesulitan bersamanya kemudahan. Allah SWT meyakinkan manusia… "Sekali-kali tidak akan tersusul; Sesungguhnya Tuhanku besertaku, kelak Dia akan memberi petunjuk kepadaku" (Assyu’ara:62). Dan dalam surat lain Allah SWT memastikan bahwa sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan (QS.Alam Nasrah, 5-6).

Kelima, Doa. Bedanya orang beragama dan tidak beragama kita mempercayai penting doa bagi ketenangan hidup. Dalam beberapa riwayat hadits dijelaskan bahwa do’a adalah senjatanya umat Islam. Sebab doa yang dipahami akan menjadikan hidup kita bersama aturan Allah SWT. Doa memiliki implikasi perilaku yang baik. Orang yang rajin berdoa tentu akan terhindar dari perbuatan korupsi dan picik. Dan akhirnya untuk menghilangkan kecemasan hidup suatu hari seorang sahabat Nabi yang bernama Abu Umamah sedang merenung dengan penuh kesedihan dan ditanya oleh Rasulullah SAW: Mengapa kau duduk di mesjid bukan pada waktu shalat. Umamah menjawab: Ya Rasul saya sedang bingung dan sedih memikirkan hutang. Rasul berkata: Maukah kamu aku ajarkan sebuah doa yang dapat menghilangkan rasa sedih kesusahanmu dan melunasi hutang-hutangmu? Umamah menjawab dengan senangnya. Mau Ya Rasulullah. Lalu Rasulullah bacalah do’nya setiap kamu akan melakukan ikhtiar/bekerja dalam hidup baik di waktu pagi dan sore “ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari rasa susah dan sedih, aku berlindung kepada-Mu dari sifat lemah dan malas. Aku berlindung kepada-Mu dari sifat pengecut dan kikir, dan aku berlindung kepada-Mu dari lilitan hutang dan tekanan orang (HR. Abu Daud).

Semoga Teks Khutbah Jumat yang Sangat Menyentuh Hati ini dapat bermanfaat. Ang Zaenal Alfian

Subscribe to receive free email updates: