Khutbah Jumat Lengkap dengan Doa Pembuka dan Penutup: Meresapi Makna Pembelaan Islam Terhadap Al Quran


الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَنْزَلَ الْقُرْآنَ هُدًى وَنُوْرًا، وَرَحْمَةً لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَشِفَاءً لِمَا فيِ الصُّدُوْرِ وَسِرَاجاً مُنِيْرًا.
أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ اْلأَسْمَاءُ الْحُسْنَى وَالصِّفَاتِ الْعُلَى، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُه،نَبِيُّ الْهُدَى وَالرَّسُوْلُ الْـمُجْتَبَى.
صَلَّى الله عَلَيْه، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن، وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا.
أَمَّا بَعْد:
فَياَ عِبَادَ الله، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى الله فَقَدْ فَازَ الْـمُتَّقُون، قَالَ تَعَالَى:
يَاأَيُّهَاالَّذِيْنَآمَنُوااتَّقُوااللهَحَقَّتُقَاتِهِوَلاَتَمُوْتُنَّإِلاَّوَأَنْتُمْمُّسْلِمُوْنَ

Jamaah sholat Jumat rahimakumullah

Al-Qur`an adalah satu-satunya kitab samawi di atas muka bumi ini yang kemuliaannya akan tetap terjaga hingga akhir masa. Tidak ada keraguan dan cela di dalamnya. Terpelihara dari semua bentuk penyimpangan dan kerancuan, karena Allah telah berjanji untuk menjaganya. Rangkaian ayat-ayatnya yang sempurna merupakan pedoman, petunjuk, guidelines yang mengantarkan siapa pun yang mengimaninya menuju kebaikan dunia dan akhirat. Tentu bagi seorang mukmin sejati aksioma ini bukan sesuatu yang sulit untuk dipahami.

Tapi, bagi sebagian orang yang hatinya tersusupi penyakit, pandangannya terhadap Al-Quran menjadi kabur. Tidak lagi dapat membedakan antara haq dan bathil, sehingga langkahnya menjadi tersesat. Dalam kondisi seperti ini, bukanlah Al-Quran yang bersalah, namun hati mereka yang tak dapat melihat kebenaran. Padahal kebenaran itu nampak jelas seterang purnama di malam yang cerah.

Dalam hal ini, seorang mukmin perlu menentukan posisinya; apakah dia bersama barisan orang-orang yang meyakini semua kebenaran Al-Quran dan kemudian memuliakannya, atau terjebak di barisan orang-orang yang mengingkari Al-Quran dan kemudian menghinakannya. Sebab, Allah menentukan kedudukan kita di hadapan-Nya sesuai dengan sikap dan pandangan kita terhadap Al-Quran. Sebagaimana sabda junjungan kita, baginda Rasulullah Saw.

إِنَّ اللهَ يَرْفَعُ بِهَذَا الْكِتَابِ أَقْوَامًا وَ يَضَعُ بِهِ آخَرِيْنَ

“Sesungguhnya Allah meninggikan derajat sebagian kaum dengan Al-Quran dan merendahkan derajat kaum lainnya juga dengan Al-Quran.” (H.R. Muslim).
https://aang-zaenal-alfian.blogspot.com/2018/02/khutbah-jumat-lengkap-dengan-doa.html

Hari-hari ini bangsa kita riuh, karena Al-Qur`an yang sangat sakral telah dihinakan. Sesungguhnya peristiwa seperti ini telah ada sejak berabad-abad yang lalu; sejak Al-Qur`an diserukan oleh Rasulullah di tengah-tengah masyarakat Quraisy dan terus berlangsung hingga hari ini. Namun, Allah membuktikan janji-Nya, bahwa hingga hari ini Al-Qur`an selalu berhasil menundukkan dan melemahkan semua argumen yang berusaha menyerangnya. Tidak luntur kemuliaan Al-Qur`an disebabkan cibiran, hinaan, dan cemoohan orang-orang yang sinis terhadapnya. Semoga kita senantiasa dapat mangambil i’tibar (pelajaran) dari setiap peristiwa yang Allah hadirkan di tengah-tengah kehidupan kita. Dari peristiwa yang terjadi hari-har iini, setidaknya kita dapat mengambil hikmah yang bermanfaat bagi kehidupan umat di masa-masa yang akan datang:

Pertama; Kandungan Al-Quran mencakup seluruh persoalan kehidupan manusia

Tidak ada setitik pun persoalan umat manusia yang terluput dari perhatian Islam.Mulai dari urusan yang sangat personal hingga urusan yang menyangkut khalayak banyak, semuanya telah diatur oleh Islam. Mulai dari urusan yang sangat privasi hingga urusan memilih pemimpin, Islam telah memiliki aturannya. Allah berfirman:

مَا فَرَّطْنَا فِى الْكِتَابِ مِنْ شَيْءٍ ثُمَّ اِلَى رَبِّهِمْ يُحْشَرُوْنَ

“Tidak ada sesuatu pun yang Kami luputkan di dalam Kitab, kemudian kepada Tuhan mereka dikumpulkan.” (Q.S. Al-An’am: 38).

Islam tak boleh lagi dipahami secara parsial. Atau dikotak-kotakkan pada wilayah yang sempit. Bukankah Allah telah memerintahkan kita untuk masuk ke dalam Islam secara kaffah (menyeluruh)? Tidak perlu lagi menganggap bahwa politik terpisah dari agama atau agama terpisah daripolitik, karena hal itu merupakan ideologi warisan Barat dan kaum penjajah. Bersikap apatis dan sinis terhadap urusan politik, justru akan membuat umat Islam semakin ter-marjinal-kan dan hanya mendapatkan kerugian yang sangat besar. Dan kita tentu telah merasakan akibatnya bersama-sama. Sesungguhnya, Al-Qur`an telah menuntun kita untuk bergerak dan berpikir dalam bingkai yang komprehensif, lengkap dan utuh untuk kemaslahatan umat Islam.

Jamaah sholat Jumat rahimakumullah

Kedua; Menyadarkan umat Islam untuk mempedomani kembali Al-Qur`an.

Selama ini, banyak dari kalangan  umat Islam yang meninggalkan Al-Qur`an. Seringkali kewujudannya hanya menjadi hiasan di lemari-lemari kaca atau teronggok di tumpukan buku berdebu karena tak pernah tersentuh para pemiliknya untuk dibaca. Tak terdengar lagi gemuruh lantunannya seperti halnya suasana Madinah di masa para shahabat dan para salafushshalih. Kondisi seperti ini telah dinyatakan di dalam Al-Quran:

وَ قَالَ الرَّسُوْلُ يَا رَبِّ اِنَّ قَوْمِى اتَّخَذُوْا هَذَا الْقُرآنَ مَهْجُوْرًا

Dan Rasul (Muhammad) berkata, “Ya Allah Tuhanku, sesungguhnya kaumku telahmenjadikan Al-Qur`an ini diabaikan”. (Q.S. Al-Furqan: 30).

Kata “mahjura” dalam ayat ini berasal dari kata “al-hujr” yang bermakna mengucapkan kata-kata bathil dan keji terhadap Al-Quran. Atau juga bisa dimaknai sebagai al-hajr, yaitu meninggalkan, mengabaikan dan tidak mempedulikan Al-Quran.

Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah menyebutkan beberapa sikap yang dikategorikan mengabaikan Al-Quran, yaitu tidak mau mendengarkan dan mengimani Al-Quran, tidak mau mengamalkannya, tidak berhukum kepadanya, tidak mau memahami maknanya, dan tidak menjadikannya sebagai obat dari penyakit hati. Maka, agar tidak termasukumat yang mengabaikan Al-Quran, kita harus menghindari sikap-sikap yang demikian terhadap Al-Quran.

Tanda cinta umat Islam terhadap Al-Quran yang tampak pada pembelaannya hari-hari ini harus dijadikan momentum untuk bersama-sama, berbondong-bondong kembali kepada Al-Quran. Sayang rasanya jika peristiwa ini hanya bernilai gelora sesaat. Harus tumbuh kesadaran dalam tubuh umat Islam bahwa Al-Qur`an layak untuk dicintai, dibela, diperjuangkan dan didakwahkan.

Ketiga; Al-Quran dapat menyatukan umat Islam dari berbagai elemen

Sesungguhnya umat ini adalah umat yang satu. Diikat kuat oleh simpul iman dan ukhuwah. Sejak empat belas abad yang lalu, Al-Qur`an telah menyatukan seluruh umat Islam di berbagai belahan dunia. Umat ini telah membaca Al-Qur`an sejak beratus tahun lamanya dalam bahasa yang sama, bahasa Arab. Bangsa apapun, baik yang berkulit putih, hitam, merah, kuning, sawo matang, semuanya disatukan oleh bahasa yang sama, bahasa Al-Qur`an.

Semangat mencintai Al-Quran harus diiringi dengan semangat persatuan antar elemen umat Islam. Karena persatuan adalah kekuatan utama yang dapat menegakan cita-cita kejayaan umat Islam. Cobalah perhatikan sekalilagi dengan hati yang tunduk, bagaimana Al-Quran telah menyapa kita dengan lembut dan menjelaskan, bahwasanya agama kita adalah agama yang satu, keyakinan kita adalah keyakinan yang satu. Sejak pertama kali, umat Islam telah disatukan dalam ikatan persaudaraan.

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوْا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَ اتَّقُوْا اللهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ

“Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat.” (Q.S. Al-Hujurat: 10).

Inilah saatnya, Al-Quran menyadarakan kembali umat ini tentang pentingnya persatuan. Saling bahu membahu memikul batubata perjuangan, kemudian membangunnya menjadi sebuah peradaban umat Islam yang megah. Mari kita berharap dan berdoa kepada Allah, semoga semangat umat Islam yang bergelora ini tidak hanya hadir sesaat, tetapi terus terpelihara untuk tetap memuliakan agama dan seluruh syariatnya yang kita cintai.

أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا، وَأَسْتَغْفِرُهُ العَظِيْمَ الجَلِيْلَ لِيْ وَلَكُمْ، وَلِجَمِيْعِ المُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ؛ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَحِيْمُ.


الْحَمْدُ لله عَلَى إِحْسَانِهِ، وَالشُّكْرُ لَهُ عَلَى تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَانِه، وَأَشهَدُ أَن لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ تَعْظِيْمًا لِشَأْنِه، وأَشهدُ أنَّ نَبِيَّنَا مُحمَّدًا عَبدُهُ وَرَسُولُهُ الدَّاعِي إِلى رِضْوَانِه، أَمَّا بَعْدُ :
فَيَا عَبَادَ الله، اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ، وَلاَ تَـمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُون:
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَماَ صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إنَّكَ حَمِيْدٌ مَـجِيْد، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الْـخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْن، أَبِيْ بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيّ، وَعَنِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعَيْن ، وَعَنَّا مَعَهُمْ بِمَنـِّكَ وَكَرِمِكَ يَا أَكْرَمَ الْأَكْرَمِيْن .
اَللّهُمّاغْفِرْلِلْمُسْلِمِيْنَوَاْلمُسْلِمَاتِوَالْمُؤْمِنِيْنَوَالْمُؤْمِنَاتِالأَحْيَاءِمِنْهُمْوَالأَمْوَاتِإِنّكَسَمِيْعٌمُجِيْبُالدّعَوَاتِ
اللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإسَلَامَ وَالْـمُسْلِمِيْن وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْـمُشْرِكِيْن
اللَّهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا الْـمُجَاهِدِيْنَ فِي كُلِّ مَكَانٍ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْن
اللَّهُمَّ انْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْن، وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلإِسْلَامَ وَالْمُسْلِمِيْن
اللَّهُمَّ انْصُرْ دِيْنَكَ، وَكِتَابَكَ، وَسُنَّةَ نَبِيِّكَ يَا قَوِيُّ يَا مَتِيْن
اللَّهُمَّ مَنْ أَرَادَ بِالْإِسْلَامِ وَالْمُسْلِمِيْنَ سُوْءًا فَاشْغِلْهُ بِنَفْسِه، وَاجْعَلْ كَيْدَهُ فِي نَحْرِه، وَاجْعَلْ تَدْبِيْرَهُ فِيْ تَدْمِيْرِهِ يَا رَبَّ الْعَالــَـمِـــين
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
والْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، أَقِيْمُوا الصَّلَاة

Subscribe to receive free email updates: