Contoh Teks Khutbah Jumat Paling Singkat: Ridha Adalah Pintu Surga Teragung


الرضا هو باب الله الأعظم, ketika “Ridha adalah pintu surga-Nya Allah yang sangat agung” di akhirat nanti, apakah kita juga ridha dengan segala apa yang telah Allah berikan kepada kita di dunia ini? Ridha dengan segala apa yang telah Allah gariskan untuk kita? Apakah kita ridha kepada Allah, ikhlas, ketika kita ditakdirkan untuk hidup susah? Susah mencari uang, susah mencari pekerjaan, susah mencari jodoh. Apakah kita ridha diberikan suami yang terkadang makan hati? Apakah kita ridha memiliki isteri yang kurang cantik? Apakah kita juga ridha ketika diberikan penyakit yang tak kunjung sembuh? Apakah kita ridha kepada Allah dalam menjalani kehidupan selama di dunia ini?
https://aang-zaenal-alfian.blogspot.com/2018/01/contoh-teks-khutbah-jumat-paling.html


"اللهم أحييني مسكينا وأمتني مسكينا واجمعني في زمرة المساكين"

خلق الأرضَ في يومين - وقدّر فيها أقواتَها

1). Imran bin Hussein

Imran bin Hussein adalah salah seorang sahabat Nabi SAW yang selalu ikut dalam peperangan membela agama Islam. Dia seorang prajurit yang gagah perkasa, tangguh dan sangat pemberani. Setelah Rasulullah SAW wafat, Imran bin Hussein ditimpa suatu sakit. Dia ga bisa ngapa-ngapain kecuali terbaring di atas tempat tidur. Sampai-sampai kalu mau buang air kecil dibuatkan saluran semacam pipa untuk dia kencing. Kalu mau shalat diambilkan air untuk berwudhunya. Kalu zaman sekarang barangkali semisal stroke. Dia tergolek lemah di atas tempat tidur selama 30 tahun sampai akhir hayatnya. Orang-orang di sekelilingnya sangat sedih, dan kasihan melihatnya. Seorang sahabat mulia, yang dahulunya gagah, yang pemberani, sekarang terbaring sakit di atas tempat tidur tidak mampu berbuat apa-apa selama lebih dari 30 tahun? Tapi kalimat apa yang terucap dari mulutnya?

أنتم تبكون أما أنا فما أحبه الله أحببته. والله إني لعلي سريري هذا لكأني أسمع دويّ الملائكة وهي تذكر الله عز وجل. فأعلم أنما يحدث لي ليس غضبا من الله ولكن اختبارا لرضائي عن ربي. اللهم فاشهد أني راض عنك!

2). Sa’ad bin Abi Waqqash

Saad adalah salah seorang sahabat Rasulullah SAW. Dia peimimpin perang Qadisiah dalam peperangan di Irak. Dia yang pernah berkata kepada Rasulullah SAW , فداك أبي وأمي (Hidupku hanya untukmu wahai Rasulullah SAW demi ayah dan ibuku!) Rasulullah SAW pernah berdoa untuknya اللهم سدد رميته وأجب دعوته (Yaa Allah tepatkanlah lemparan panahnya dan kabulkanlah doanya). Saad dalam setipa peperangan selalu tepat sasaran dalam memanah. Dia asal lempar aja. Sambil merem dia lempar, tapi tepat kena sasaran, karena telah didoakan oleh Rasulullah SAW. Sepeninggal Rasulullah SAW. Setelah peperangan Qadisiah, matanya diberi ujian buta oleh Allah SWT. Dia selalu mendoakan orang lain jika diminta. Kalu ada yang minta doa, wahai sa’ad doakan agar usahaku lancar, didoakan, terkabul. Wahai saad, doaakan aku gampang jodoh, terkabul. Wahai Sa’ad doakan penyakitku lekas sembuh, terkabul. Orang lantas heran, kenapa saad tidak berdoa untuk kesembuhan dirinya? Padahal doanya mustajab, selalu dikabulkan oleh Allah SWT. Apa yang dikatakan oleh Sa’ad bin Abi Waqqash:

يا بنيّ أيرضاه الله لي ولا أرضي لنفسي؟

3). ‘Urwah bin Zubair

‘Urwah bin Zubair adalah sahabat Rasulullah SAW terkemuka. Dia pamannya Siti Aisyah Ra. Apa yang dia ucapakan ketika anak kesayangannya wafat dan pada hari yang sama kakinya mesti dipotong karena penyakit berbahaya?

اللهم لك الحمد كان عندي سبعة عيال فأخذت واحدا وتركت لي ستة، وكان عندي أربعة أعضاء فأخذت واحدا وتركت لي ثلاثة. فإن كنت أخذت فقد أبقيت، وإن كنت منعت فقد أعطيت.

“Segala puji bagimu ya Allah… dulu aku punya 7 anak, Engkau ambil satu dan Engkau sisakan enam. Dulu aku punya empat anggota tubuh, Engkau ambil satu dan Engkau sisakan tiga. Jika itu Engkau ambil, sesungguhnya itu telah pernah Engkau karuniakan, jika Engkau cegah, sesungguhnya itu telah pernah Engkau berikan”.

Ketika Urwah bin Zubair dia akan wafat, dia mengatakan:

اللهم لك الحمد حمدا كثيرا طيبا مباركا فيه أن جعلت شيئا من جسدي يسبقني الي الجنة.

مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ فِي الأرْضِ وَلا فِي أَنْفُسِكُمْ إِلا فِي كِتَابٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَبْرَأَهَا إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ

“Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” (QS. Al-Hadid: 22)

Seperti itulah semua peristiwa yang terjadi di muka bumi ini. Karena tinta qalam Tuhan telah kering dan berhenti dari mencatat. Kertas lembaran pun telah dilaporkan. Segala urusan telah ditetapkan, dan semua kebijakan telah diputuskan. Allah SWT berfirman:

قُلْ لَنْ يُصِيبَنَا إِلا مَا كَتَبَ اللَّهُ لَنَا هُوَ مَوْلانَا وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ

“Katakanlah: "Sekali-kali tidak akan menimpa Kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah untuk kami. Dialah pelindung Kami, dan hanya kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal."

Oleh karena itu, apa pun yang menimpa diri kita, mulai dari rejeki melimpah, kesehatan badan yang purna, selamat dari kecelakaan, maupun kesulitan mencari rejeki, ditimpa penyakit, musibah silih berganti, dan lain sebagainya, bukanlah sesuatu yang terjadi secara kebetulan atau nyasar menimpa diri kita.

Jika keyakinan seperti ini telah tertanam di dalam dada kita masing-masing, maka segala kesulitan hidup dan musibah yang menimpa kita akan terasa sebagai anugerah Allah SWT. Ujian dan cobaan yang menerpa kita akan menjadi karunia. Karena ujian dan cobaan adalah sebagai wahana uji-coba kualitas keimanan kita kepada Allah. Loyang, besi, atau emaskah kualitas keimanan kita di hadapan Allah SWT? Jika bahagia kita mampu untuk bersyukur, jika sengsara kita juga mampu untuk bersabar. Maka kedua kondisi ini menjadi ibadah dan lumbung pahala bagi kita seorang mukmin. Oleh karena itu Rasulullah SAW bersabda:

عَجَباً لأَمْرِ الـمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْراً لَهُ، وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْراً لَهُ وَلَيْسَ ذَلِكَ لأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ

“Sungguh mengagumkan perihal seorang mukmin, karena semua hal yang dialaminya adalah kebaikan (atau pahala); jika mendapatkan kebahagiaan dia bersyukur, maka hal itu menjadi baik baginya, dan jika mendapatkan kesulitan dia bersabar, maka hal itu menjadi baik baginya. Hal seperti itu tidak akan pernah ada, kecuali pada diri seorang mukmin”. (HR. Muslim)

لا يُسْأَلُ عَمَّا يَفْعَلُ وَهُمْ يُسْأَلُونَ

“Dia tidak ditanya tentang apa yang diperbuat-Nya dan merekalah yang akan ditanyai.”

لو أني فعلت كذا وكذا لكان كذا وكذا ولكن قل قدرُ اللهِ وما شاء فعل

لا تَحْسَبُوهُ شَرًّا لَكُمْ بَلْ هُوَ خَيْرٌ لَكُمْ

“Janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu bahkan ia adalah baik bagi kamu”.


اللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ. اَللَّهُمَّ َأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنَهُمْ وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِهِمْ وَاجْعَل فِي قُلُوْبِهِم الإِيْمَانَ وَالْحِكْمَةَ وَثَبِّتْهُمْ عَلَى مِلَّةِ رَسُوْلِكَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ.

Ya Allah, ampunilah kaum muslimin dan muslimat, kaum mukminin dan mukminat, baik yang masih hidup maupun yang sudah tiada. Ya Allah perbaikilah di antara mereka, lembutkanlah hati mereka. Ciptakanlah di dalam hati mereka iman dan hikmah, dan kokohkanlah mereka di atas agama Rasul-Mu Nabi Muhammad SAW.

اللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنا دِيْنَنَا الَّذِي هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنا وَأَصْلِحْ لنا دُنْيَانا الَّتِي فِيهَا مَعَاشُنَا وَأَصْلِحْ لنا آخِرَتنا الَّتِي فِيهَا مَعَادُنا وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لنا فِي كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لنا مِنْ كُلِّ شَرٍّ.

Ya Allah, perbaikilah keagamaan kami yang merupakan benteng segala urusan kami. Perbaikilah dunia kami yang merupakan tempat kehidupan kami. Perbaikilah akhirat kami yang merupakan tempat kembali kami. Jadikanlah hidup kami di dunia sebagai tambahan bagi kami untuk selalu berbuat baik. Jadikanlah kematian kami sebagai tempat istirahat bagi kami dari setiap keburukan.

اللّهمَّ حَبِّبْ إلَيْنَا الإيمَانَ وَزَيِّنْهُ فِي قُلُوْبِنَا وَكَرِّهْ إلَيْنَا الْكُفْرَ وَالْفُسُوْقَ وَالْعِصْيَانَ وَاجْعَلْنَا مِنَ الرَّاشِدِيْنَ.

Ya Allah, jadikanlah kami mencintai keimanan dan hiasilah keimanan tersebut di dalam hati kami. Jadikanlah kami membenci kekufuruan, kefasikan dan kemaksiatan, dan jadikanlah kami termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk.

اللهمَّ ارْزُقْنَا الصَّبْرَ عَلى الحَقِّ وَالثَّبَاتَ على الأَمْرِ والعَاقِبَةَ الحَسَنَةَ والعَافِيَةَ مِنْ كُلِّ بَلِيَّةٍ والسَّلاَمَةَ مِنْ كلِّ إِثْمٍ والغَنِيْمَةَ مِنْ كل بِرٍّ والفَوْزَ بِالجَنَّةِ والنَّجَاةَ مِنَ النَّارِ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.

Ya Allah, berikanlah kesabaran kepada kami atas kebenaran, keteguhan dalam menjalankan perintah, akhir kesudahan yang baik dan ‘afiyah dari setiap musibah, bebas dari segala dosa, keuntungan dari setiap kebaikan, keberhasilah dengan surga dan selamat dari api neraka, wahai dzat yang Maha Pengasih.

اللَّهُمَّ اجْعَلْ جَمْعَنَا هَذَا جَمْعًا مَرْحُوْمًا وَتَفَرُّقَنَا مِنْ بَعْدِهِ تَفَرُّقًا مَعْصُوْمًا. اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الاخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

Ya Allah, jadikanlah pertemuan kami ini sebagai pertemuan yang dirahmati, dan jadikanlah perpisahan setelahnya sebagai perpisahan yang terpelihara. Ya Allah, perlihatkanlah kepada kami bahwa sesuatu yang benar itu adalah benar, dan perlihatkanlah kepada kami bahwa sesuatu yang salah itu adalah salah. Wahai Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami kebahagiaan di dunia dan di akhirat, dan hindarilah kami dari azab api neraka.

سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

Subscribe to receive free email updates: